BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada
era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang
berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan
prassyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Salah satu wahana
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkan
potensi Sumber Daya Manusia melalui kegiatan pengajaran. UU system Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia
yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang mantap dan mandiri serta
tanggung jawab kemasyarakatan dan bangsa (UU Sisdiknas : 2003)
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) mempunyai
tujuan yaitu menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah
Menengah Atas (SMA). Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan
tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan
tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang.
Seseorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam
belajar. Prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan anak terhadap materi yang
diterima (Slameto, 1993:17)
Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar
siswa (faktor eksternal). Faktor-faktor internal diantaranya adalah minat,
bakat, motivasi, dan tingkat intelegensi sedangkan faktor-faktor eksternal
diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan. Salah satu factor
dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses
belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar motivasi keseluruhan
daya penggerak didalam diri siswa yang manimbulkan kegiatan belajar yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2006: 75) Motivasi
mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar baik bagi siswa maupun
bagi guru. Bagi guru, mengetahui motivasi belajar siswa sangat diperlukan guna
memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa, motivasi
belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk
melakukan perbuatan belajar.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa (faktor
eksternal) yangdapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah metode
pembelajaran.Selain siswa, unsur terpenting yang ada didalam kegiatan
pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar memberikan ilmu pengetahuan
dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas yang nantinya diajarkan kepada
siswa. Seorang guru dalam kelas perlu memilih metode mana yang sesuai dengan
keadaan kelas sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran (Slameto, 2003:
96)
Ilmu biologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat besar pengaruhnya terhadap penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. IPA juga berperan penting dalam usaha menciptakan
manusia yang berkualitas. Ilmu biologi lebih menekankan kegiatan belajar
mengajar, mengembangkan konsep dan keterampilan proses siswa dengan berbagai
metode mengajar yang sesuai dengan bahan kajian yang diajarkan (Anonimus,
1995).
Dalam Pembelajaran IPA, khususnya biologi sangat
diperlukan strategi pembelajaran yang tepat yang dapat melibatkan siswa
seoptimal mungkin baik secara intelektual maupun emosional karena pelajaran biologi
lebih menekankan pada keterampilan proses. Keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah siswa
dan guru. Selain mengusai materi seorang guru dituntut untuk mengusai strategi-strategi
penyampaian materi dan menciptakan suasana kelas yang nyaman sehingga tidak
mempengaruhi respon siswa dalam proses pembelajaran. Apabila guru berhasil
menciptakan suasana yang menyebabkan siswa termotivasi aktif dalam belajar akan
memungkinkan terjadinya peningkatan hasil belajar.
Guru biologi di SLTPN I Kefamenanu selalu merasa tidak
puas dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hambatan yang ditemui antara lain
adalah kelas selalu pasif, motivasi belajar siswa sangat rendah, dan sangat
sulit untuk menimbulkan interaksi baik antara siswa dengan siswa maupun siswa
dengan guru, sehingga proses pembelajaran selalu didominasi oleh guru.
Berdasarkan kenyataan yang ada maka guru biologi SLTPN
I Kefamenanu mengadakan tindakan kelas untuk memperbaiki strategi pembelajaran
yang memungkin siswa terlibat secara aktif, sehingga motivasi dan aktifitas
siswa akan meningkat. Model pembelajaran Kooperatif adalah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran dan akan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Salah satu pendekatan dari model pembelajaran Kooperatif adalah
pendekatan struktural, pada pendekatan ini memberikan pada penggunaan struktur
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Diharapkan siswa
bekerja sama dan saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih pada
penghargaan Kooperatif dan penghargaan individu. Pendekatan struktural
dikembangkan oleh Kangen (1993), yang terdiri dari dua macam struktur yang
terkenal yaitu Think –pair Share (TPS) dan Numbered-Head Together (NHT).
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan TPS.
Menurut Ibrahim (2000), TPS memiliki prosedur yang
ditetapkan secara eksplisit, untuk memberikan siswa waktu yang lebih banyak
untuk berpikir, menjawab dan saling berinteraksi satu sama lain. TPS adalah
sebagai ganti Tanya-Jawab seluruh kelas. Dalam pelaksanaan di kelas TPS terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
1. Thinking
Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian
siswa di minta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri dalam
beberapa saat.
2. Pairing
Guru meminta kepada pasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa
yang telah diperkirakannya, di sini pasangan akan memberi berbagai jawaban dan
berbagai ide jika persoalan khusus telah didentifikasi.
3. Sharing
Guru meminta kepada pasangannya untuk berbagi dengan seluruh kelas
tentang hal yang telah mereka bicarakan, dilakukan bergiliran pasangan sampai
lebih kurang seperempat pasangan yang ada di kelas agar mendapatkan kesempatan
untuk melaporkan hasilnya.
Atas dasar pemikiaran diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Pendekatan Struktural untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa
Kelas VIII SLTP N I Kefamenanu”
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.2.1
Bagaimana Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Pendekatan Struktural untuk Meningkatkan Prestasi Belajar biologi Siswa Kelas
VIII SLTP N I Kefamenanu?
1.2.2
Bagaimana motivasi belajar biologi siswa kelas VIII
SLTP N I Kefamenanu?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1
Untuk mengetahui bagaimana Aplikasi Model
Pembelajaran Kooperatif dengan
Pendekatan Struktural untuk Meningkatkan Prestasi Belajar biologi Siswa Kelas
VIII SLTP N I Kefamenanu”
1.3.2
Untuk mengetahui motivasi belajar biologi siswa kelas
VIII SLTP N I Kefamenanu.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat
teoritis
a.
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
masalah yang diteliti.
b.
Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan
teori yang diterima di bangku kuliah.
1.4.2 Manfaat
praktis
a.
Bagi sekolah, sebagai masukan dalam usaha meningkatkan
kualitas peserta didik.
b.
Bagi guru sebagai masukan untuk dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar biologi siswa.
c.
Bagi siswa, dapat menumbuhkan motivasi belajar yang
positif terhadap mata pelajaran biologi.
d.
Bagi orang tua, untuk menambah kesadaran sehingga dapat
memberikan dukungan dan motivasi terhadap pendidikan anak.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hakekat
Belajar dan Pengajaran
Pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada
diri orang yang belajar karena pengalaman dengan serangkaian kegiatan. Misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, mengingat, dan lain
sebagainya. Pandangan teori
Kontruktivisme menyatakan bahwa belajar adalah lebih dari sekedar mengingat.
Siswa memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus
mampu menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Sedangkan
guru bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada siswa, sebab siswa
harus mengkonstruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri.
Menurut Winkel dalam Darsono (2000:3) menerangkan bahwa “belajar
pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan
dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
Gagne (1977:3) dalam
Chatarina (2006: 35) berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan kecakapan
atau disposisi pembelajar yang berlangsung dalam periode tertentu, dan tidak
dapat dianggap berasal dari proses pertumbuhan. Sudjana (1998: 5) menyatakan
defenisi belajar adalah proses yang disadari dengan perubahan diri seseorang
sebagai hasil proses dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang
belajar. Perubahan tingkah laku disebabkan adanya interaksi.
Berdasarkan pengertian yang telah kemukakan para ahli
di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengertian belajar secara umum mempunyai
ciri–ciri perbuatan yang menghasilkan perubahan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia yang
diperoleh dari proses mengasimilasi dan menghubungkan sesuatu yang dipelajari
dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya tersebut
dikembangkan.
Pengertian pengajaran secara umum adalah suatu
kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, maka pengertian
pengajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa sedemikian rupa
sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, 2004:4).
Kemudian dikatakan bahwa pengajaran mempunyai tujuan untuk membantu siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman, dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa
bertambah baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku siswa.
2.2.
Pandangan
Teori Belajar
2.2.1
Teori Belajar Kognitif
Ahli–ahli
yang menganut aliran kognitif berpendapat bahwa belajar adalah peristiwa
internal, artinya belajar baru terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang
belajar. Sehingga pada intinya, belajar merupakan pemfungsian unsur-unsur
kognitif terutama pikiran untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang
datang dari luar. Dengan kata lain, aktifitas belajar pada diri manusia
ditekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan (Procesing) informasi.
2.2.2
Teori Belajar Behavioristik
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, yang
berwujud perilaku yang tampak (Overt
behavior) atau perilaku yang tidak tampak (inert behavior). Aspek penting yang dikemukakan oleh aliran
Behavioristik dalam belajar adalah bahwa hasil belajar (perubahan tingkah laku)
itu disebabkan karena kemampuan internal manusia (insight), untuk itu agar aktifitas belajar siswa dikelas dapat
mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulasi dirancang sedemikian rupa
sehingga mudah direspon oleh siswa.
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
2.3.1 Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Perhatian pada pelajaran akan timbul pada siswa apabila
pelajaran yang dipelajari sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan motivasi adalah
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat
bersifat internal, artinya datang dari diri sendiri, dapat juga bersifat
eksternal yaitu datang dari orang lain, guru, orang tua, teman, dan
sebagainya.
2.3.2 Keaktifan
Siswa
Yang melakukan kegiatan belajar
adalah siswa, oleh karena itu siswa harus aktif tidak boleh pasif. Kecenderungan
psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makluk yang aktif. Sehingga
belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
2.3.3 Keterlibatan
Langsung atau Pengalaman
Dalam belajar
melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung, ia
harus menghayati terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswa dalam belajar jangan diartikan fisik saja, tetapi juga
keterlibatan mental emosional, kegiatan kognitif dan dalam pembentukan sikap,
nilai dan keterampilan.
2.3.4
Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan adanya pengulangan di
kemukakan oleh teori psiklogi daya, menurut teori ini belajar adalah melatih
daya pikir, mengamati, menaggapi, dan sebagainya.
2.3.5 Tantangan
Dalam belajar siswa memiliki tujuan yang harus
dicapai, tetapi selalu ada hambatan yaitu bahan belajar, maka timbulah motif untuk
mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah yang menantang.
2.3.6 Balikan
dan Penguatan
Prinsip belajar tentang balikan dan penguatan
ditentukan oleh teori belajar Operant
Conditioning dari Skiner. Siswa akan
semangat belajar apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang
baikan akan menjadi balikkan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya. Begitu juga dengan penguatan yang menyenangkan, maupun tidak
menyenangkan atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat
belajar.
2.3.7 Perbedaan
Individual
Siswa merupakan individu yang
unik artinya setiap siswa memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang
lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya
perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran
(Dimyati, 1999:42-49).
2.4. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam
upaya mencapai tujuan–tujuan belajar melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa
lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar di bagi menjadi tiga macam hasil belajar
yaitu (a) Keterampilan dan kebiasaan (b) Pengetahuan dan pengertian (c) Sikap
dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah (Sudjana 2004:22).
2.5.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah sebagai berikut :
2.5.1
Faktor Internal (dari alam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan dari dalam
invidu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah
faktor psikologis, antara lain yaitu Motivasi, perhatian, pengamatan,
tanggapan, dan lain sebagainya.
2.5.2
Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar)
Pencapaian tujuan belajar adalah perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari
luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapat pengetahuan,
pemahaman konsep, dan keterampilan, dan pembentukan sikap.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat
dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil
belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar
yang digapai siswa (Sudjana, 1989:11).
2.6. Model Pengajaran
Model pengajaran adalah suatu bentuk pengajaran yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan belajar
mengajar. Model pengajaran diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru
tidak dapat melaksanakan tugasnya dalam kegiatan belajar mengajar jika tidak
mengusai salah satu model pengajaran yang telah dirumuskan dan dikemukakan oleh
para ahli psikolog dan ahli pendidikan (Djamarah, 1991:72).
Oleh karena itu peranan model pengajaran sebagai alat
untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan model ini diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.
Menurut Wirnarno dalam
Djamarah (1991:72) mengemukkan 5 macam faktor yang mempengaruhi penggunaan
model pengajaran adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya.
2.
Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan.
3.
Situasi yang berbagai keadaan.
4.
Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
5.
Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang
berbeda-beda.
Dalam interaksi kegiatan belajar mengajar, guru
berperan sebagai pengerak atau pembimbing sedangkan siswa berperan sebagai
penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik
jika siswa lebih banyak aktif dari pada guru. Oleh karena itu model pengajaran
yang baik adalah model yang dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa.
2.7
Pengajaran
Kooperatif
Pengajaran Kooperatif sebagai salah satu strategi
belajar. Mengajar adalah suatu cara dimana siswa dalam kelas dipandang sebagai
kelompok atau dibagi kedalam beberapa kelompok.
Pengajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan pendekatan pengajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Tujuan penting dalam pengajaran
Kooperatif adalah untuk mengajarkan pada siswa keterampilan bekerja sama (Nurhadi,
2004:112).
Pengajaran ini sangat bermanfaat bagi siswa yang
heterogen, dengan menunjukan interaksi dalam kelompok. Model ini dapat membuat
siswa lain yang memiliki kemampuan dan latar belakang yang berbeda-beda.
Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pengajaran Kooperatif antara lain
sebagai berikut:
1.
Para siswa yang
tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa siswa adalah bagian dari
sebuah tim yang mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
2.
Para siswa yang
tergabung dalam suatu kelompok harus menyadari bahwa masalah yang dihadapi
siswa merupakan masalah kelompok, dan berhasil atau tidaknya suatu kelompok itu
sendiri menjadi tanggung jawab bersama.
3.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, siswa yang
tergabung dalam kelompok tersebut harus berbicara satu sama yang lain dalam
mendiskusikan masalah yang mereka hadapi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan
Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SLTP N I Kefamenanu,
Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Dari bulan
November-Desember 2009.
3.2
Alat dan
Bahan
3.2.1
Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Alat tulis
Untuk menulis data penelitian
2.
Kalkulator
Untuk menghitung skor yang diperoleh siswa
3.2.2
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada saat penelitian adalah
sebagai berikut :
1.
Perangkat mengajar
Sebagai panduan untuk membahas materi pembelajaran yang dibimbing oleh
peneliti.
2.
Soal-Soal Tes
Sebagai bahan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
penelitian.
3.3
Populasi dan
Sampel
3.3.1
Populasi
Menurut Hadi (1983:70) populasi adalah “semua individu
untuk siapa kenyataan–kenyataan dari sampel itu hendak digeneralisasikan”.
Selain itu Furchan (1982:189) menambahkan bahwa populasi adalah “semua anggota
sekelompok orang, kejadian atau objek yang telah dirumuskan secara jelas”. Dari
definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah semua anggota
sekelompok orang atau objek yang dijadikan sebagai sasaran dalam suatu
penelitian. Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa atau peserta didik SLTP N I Kefamenanu yang berjumlah 760 siswa.
3.3.2
Sampel
Menurut Hardi (1983:70) Sampel adalah “sebagian
individu yang diselidiki”. Selain itu Furchan (1982:189) menambahkan bahwa
sampel adalah “Kelompok kecil yang diamati”. Dari pengertian diatas, dapat diambil
suatu pengertian bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan diseliki di
dalam satu penelitian. Dan sampel yang diteliti dalam penelitian ini
menggunakan dua cara yaitu :
1.
Sampel kelas, dengan menggunakan teknik porposif sampling, maka ditemukan pada
kelas VIII sebagai sampel kelas.
2.
Sampel siswa, dalam sampel itu juga menggunakan teknik porposif sampling dengan menentukan
kelas VIII c sebagai sampel siswa yang jumlah 34 siswa.
3.4
Metode Pengumpulan
Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian tindakan kelas dan tes. Langkah-langkah kerjanya adalah
sebagai berikut :
3.4.1.
Melakukan observasi ke SLTPN I Kefamenanu.
3.4.2.
Mengadakan tes pada pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan
pada manusia dengan tujuan untuk mengetahui tingkatan pemahaman siswa.
3.4.3.
Dari hasil tersebut diberikan skor sesuai dengan
jawabannya, setelah direkapitulasikan mulai dari yang mempunyai skor yang
paling tinggi sampai yang paling rendah. Kemudian di bagi dalam empat (4)
kelompok berdasarkan rentangan skor sebagai berikut :
a.
0-50 (kelompok I)
b.
51-70 (kelompok
II)
c.
71-90 (kelompok III)
d.
91-100 (kelomok IV)
3.4.4.
Dari keempat kelompok diatas akan dibagi kedalam
kelompok kelompok kecil yang beranggotakan 8 orang yang terdiri kelompok I, II, III dan IV dan
dipilih secara heterogen dengan perbandingan yang sama. Kelompok ini di sebut
sebagai kelompok asal.
3.4.5.
Setelah di bentuk kelompok asal, masing-masing kelompok
asal mengutus seseorang untuk masuk kedalam kelompok ahli. Jadi kelompok ahli
terdiri dari utusan–utusan dari kelompok asal.
3.4.6.
Materi pelajaran didiskusikan oleh kelompok ahli dan
untuk membahas materi tersebut mereka dibimbing oleh peneliti dan pengasuh mata
pelajaran. Setelah pembahasan selesai setiap anggota kelompok ahli kembali pada
kelompok asalnya msing-masing. Dan berusaha mengajarkan pada teman
sekelompoknya apa yang telah dibahas dalam kelompok ahli.
3.4.7.
Setelah selesai diskusi pada tiap siklus akan diberikan
tes pada siswa secara kelompok, dimana akan dibagi dalam 3 siklus.
Berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan pada setiap siklus
a.
Pertemuan / perencanaan, yaitu membuat jadwal
penelitian, membuat perangkat pembelajaran, membuat soal-soal tes.
b.
Siklus-siklus penelitian
1.
Siklus I
Pada siklus pertama ini akan belangsung selama 2 kali pertemuan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a)
Perencanaan / Planning
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan di kelas
adalah menginformasikan kepada siswa tentang tujuan penelitian dan
konsep-konsep yang akan mereka pelajari serta membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kecil yang telah dipilih secara heterogen sesuai dengan
rentangan skor yang telah diperoleh dari hasil tes awal dan kelompok terdebut
dinamakan kelompok asal , setelah itu setiap kelompok asal mengutus seseorang
untuk masuk kedalam kelompok ahli.
b)
Pelaksanaan tindakan terdiri dari :
Ø
Pendahuluan, yaitu memberikan motivasi kepada
siswa
Ø
Kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran
dimana siswa yang masuk dalam kelompok ahli akan dibimbing oleh peneliti untuk
membahas materi-materi yang telah diberikan dan pendekatan yang digunakan
adalan pendekatan struktural atau TPS.
Ø
Kegiatan penutup yaitu setelah diskusi siswa
yang masuk dalam kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal masing-masing dan
mengajarkan apa yang telah diperoleh dalam kelompok ahli tadi setelah itu guru
dan siswa memberikan kesimpulan dan evaluasi.
c)
Observasi
Observasi dilaksanakan setiap pelaksanaan tindakan oleh peneliti untuk
mengetahui berhasil tidaknya tindakan yang telah didiskusikan.
Hal-hal yang diobservasi antara lain :
Ø
Perangkat pembelajaran
Ø
Pelaksanaan pembelajaran
Ø
Dampak dari pelaksanaan tindakan terhadap
prestasi belajar siswa
d)
Tahap refleksi
Dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan tindakan untuk melihat apakah
pelaksanaan tersebut telah sesuai dengan prosedurnya dan untuk merencanakan
siklus berikutnya.
2.
Siklus II
Setelah melaksanakan analisis dan evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I,
maka pelaksanaan tindakan kelas siklus II berpedoman pada hasil refleksi pada
siklus I. Pedoman pelaksanaan yang ditempuh pada siklus II, taha-tahapnya sama
dengan siklus I.
3.
Siklus II
Pelaksanaan siklus III didasarkan atas hasil analisis dan evaluasi dari
evaluasi siklus II sedangkan langkah-langkah pelaksanaan sama dengan siklus I
dan II.
3.4.8.
Pada akhir pembelajaran akan diberikan tes kepada siswa
secara individu.
3.5
Strategi
Analisis Data
Strategi analisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Langkah analisis data sebagai berikut :
3.5.1
Data hasil PTK meliputi:
a. Merekapitulasi
data dari hasil PTK.
b.
Mereduksi data.
c.
Menyajikan data sedemikian hingga agar data memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan.
d.
Menarik kesimpulan.
e.
Berdasarkan penyajian data tersebut selanjutnya
dilakukan penarikan kesimpulan tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif
dan pendekatan struktural demi meningkatkan hasil belajar siswa.
3.5.2
Data dari hasil tes
meliputi :
a.
Data hasil tes tiap siklus dianalisis untuk
mengetahui presentase siswa dalam
kelompok, untuk menghitung presentase
tiap kelompok digunakan rumus :

Keterangan :
Pk =
Tingkatan presentase pada kelompok tersebut
Na =
Jumlah nilai pada kelompok tersebut
Jk
= Jumlah anggota pada kelompok tersebut.
Sedangkan untuk menghitung rata-rata
nilai kelompok digunakan rumus sebagai berikut :


Keterangan :


ni = Jumlah anggota pada
kelompok tersebut
Disamping itu untuk mengetahui
tingkat ketuntasan belajar, maka data hasil tes yang diberikan kepada siswa
secara individu dianalisah untuk mengetahui daya serap siswa dengan menggunakan
rumus (Udin: 1993) :


Keterangan
N = Ketuntasan belajar individu
A = Skor yang diperoleh perorangan
B = Total skor / skor maksimum
Untuk mengetahui ketuntasan belajar biologi digunakan
rumus (Purwanto: 1994) :

b.
Setelah data tersebut dianalisis, langkah selanjutnya
adalah menyajikan data tersebut sedemikian hingga dapat memberikan adanya
kesimpulan.
Menarik kesimpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar