filter: alpha(opacity=100); -moz-opacity: 1.0; opacity: 0.6; -khtml-opacity: 0.0; #outer-wrapper{ width:980px; margin:0 auto; padding:5px; background:#f2f2f2; filter: alpha(opacity=100); -moz-opacity: 1.0; opacity: 0.6; -khtml-opacity: 0.0; border:1px solid $bordercolor; text-align:$startSide; font:$bodyfont } #outer-wrapper{ width:980px; margin:0 auto; padding:5px; background:#f2f2f2; filter: alpha(opacity=100); -moz-opacity: 1.0; opacity: 0.6; -khtml-opacity: 0.0; border:1px solid $bordercolor; text-align:$startSide; font:$bodyfont }

Minggu, 12 Mei 2013

Soekarno




Mimpi Soekarno soal stadion raksasa Senayan
 



Mimpi Soekarno soal stadion raksasa Senayan
 


Bulu tangkis Indonesia terpuruk setelah tim piala Thomas ditumbangkan Jepang pada perempat final di Wuhan, China. Padahal sejak tahun 1958, Indonesia tidak pernah gagal masuk final. Indonesia juara 13 kali dan runner up lima kali.

Dulu pemenang piala Thomas dan Uber Cup diarak keliling kota bak pahlawan. Indonesia memang pernah dianggap rajanya bulu tangkis. Hanya dua olahraga yang mendapat tempat di hati rakyat dan dimainkan hingga pelosok kampung. Badminton dan sepak bola. Sayangnya timnas sepak bola Indonesia juga tidak punya prestasi membanggakan.

Dulu Presiden Soekarno punya mimpi besar soal pembangunan olahraga. Tahun 1950an, Soekarno bermimpi membuat stadion olahraga terbesar di dunia. Gagasan itu dia sampaikan pada pihak Uni Soviet yang saat itu menjadi sekutu utama Indonesia. Hubungan kedua negara ini memang sedang mesra-mesranya. Enteng saja Soviet meminjami uang sekitar USD 12,5 juta untuk pembangunan stadion olahraga raksasa tahun 1958.

Pembangunan Gelora Soekarno ini dilakukan untuk menyambut Asian Games ke IV yang akan digelar tahun 1962. Saat itu Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah.

Tanggal 8 Februari 1960, Presiden Soekarno menancapkan tiang pancang Stadion Utama sebagai pencanangan pembangunan kompleks Asian Games IV disaksikan wakil perdana menteri Uni Soviet, Anastas Mikoyan.

Secara bertahap, pembangunan komplek olahraga ini berhasil diselesaikan. Fasilitasnya antara lain Stadion Renang berkapasitas 8.000 penonton, Stadion Tenis berkapasitas 5.200 penonton, serta Hall Basket berkapasitas 3.500 penonton.

Tanggal 21 Mei 1962, Istana Olahraga berkapasitas 10.000 penonton selesai dibangun dan untuk pertama kalinya digunakan untuk penyelenggaraan kejuaraan dunia bulu tangkis beregu putra memperebutkan Piala Thomas. Indonesia menjadi juara setelah mengalahkan Bosnia dan Herzegovina.

Puncaknya pada 21 Juli 1962, Stadion Utama berkapasitas 100.000 penonton selesai dibangun. Ciri khas bangunan ini adalah atap temu gelang berbentuk oval.

Sumbu panjang bangunan (utara-selatan) sepanjang 354 meter; sumbu pendek (timur-barat) sepanjang 325 meter. Stadion ini dikelilingi oleh jalan lngkar luar sepanjang 920 meter. Bagian dalam terdapat lapangan sepak bola berukuran 105 x 70 meter, berikut lintasan berbentuk elips, dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.

Setelah Asian Games tahun 1962, tahun berikutnya Indonesia menjadi tuan rumah Ganefo atau Games of The New Emerging Forces. Ganefo digelar 10-22 November 1963 dan diikuti oleh 2.200 atlet dari 48 negara Asia, Afrika dan Amerika Latin. Negara-negara barat yang dianggap imperialis tidak diundang. Ganefo memang menjadi langkah politik Soekarno untuk menentang olimpiade yang dinilai terlalu dikuasai negara-negara barat. Hal ini mendapat kecaman dari komite olimpiade.

Motto Ganefo adalah Onward! No Retreat, atau maju terus pantang mundur! Saat Ganefo, lima rekor dunia dipecahkan atlet RRC dan Korea Utara di lapangan atletik, panahan dan angkat besi. RRC menjadi juara umum disusul peringkat kedua Korea Utara, ketiga Jepang. Indonesia duduk di tempat keempat.

Setelah itu, hampir tidak ada kegiatan olahraga berskala internasional di Gelora Soekarno. Tanggal 23 Mei 1965, Gelora Bung Karno memerah oleh pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI menggelar rapat akbar di sana. Saat itu PKI memang salah satu partai terbesar di Indonesia dengan simpatisan hampir tiga juta.

Tidak lama kemudian meletus Gerakan 30 September. Akibat kekecauan ini, Pekan Olahraga Nasional (PON) yang rencananya akan digelar di Jakarta, dibatalkan.

Soekarno dilengserkan. Nama Gelora Soekarno sempat diganti dengan Gelora Senayan oleh orde baru. Belakangan tahun 2001, Presiden Gus Dur mengembalikan nama Gelora Bung Karno. (Dari berbagi sumber)








Ini sosok wanita yang paling dihormati SoekarnoIni sosok wanita yang paling dihormati Soekarno


Ada satu sosok wanita yang paling dihormati Soekarno semasa hidupnya. Bukan ibunya, bukan satu dari sembilan istrinya, bukan pula para negarawan wanita yang kesohor. Soekarno sangat menghormati Sarinah. Wanita desa yang menjadi pengasuhnya saat kecil.

Sarinah bukan siapa-siapa. Dia hanya wanita desa yang ikut menumpang pada pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Sarinah tidak digaji, atau dibayar. Dia tinggal dan ikut makan di rumah keluarga itu dan membantu mengasuh Soekarno kecil.

Soekarno kecil sangat dekat dengan Sarinah. Mungkin Soekarno lebih dekat pada Sarinah daripada ibunya sendiri.
 

 Sarinah menemani Soekarno kecil bermain, makan dan tidur. Dia menceritakan dongeng pada Soekarno sebelum tidur. Soekarno mengaku dari Sarinah pula dirinya diajari mencintai rakyat kecil.

"Karno, pertama engkau harus mencintai ibumu. Kemudian, kamu harus mencintai rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya." Itu kata-kata Sarinah yang terus diulang-ulang dan mengisi hati dan pikiran Soekarno muda.

Setelah kemerdekaan, Soekarno memberikan kursus pada wanita. Soekarno mengajarkan peran wanita dalam berjuang dan berpolitik. Soekarno mengajarkan menjadi wanita bukan berarti harus selalu berada di belakang wanita.

Kumpulan materi soal kursus ini akhirnya dibukukan. Soekarno memberi judul buku ini 'Sarinah, kewadjiban wanita dalam perdjoeangan Repoeblik Indonesia'. Buku ini ditulis tahun 1963 dan diterbitkan Panitia Penerbit Buku-buku Karangan Presiden Soekarno, isinya 329 halaman.

"Apa sebab saya namakan kitab ini Sarinah? Saya namakan Kitab ini Sarinah sebagai tanda terimakasih saya kepada pengasuh saya ketika saya masih kanak-kanak. Pengasuh saya itu bernama Sarinah. Dia mbok saya. Dia membantu ibu saya, dari dia saya menerima banyak rasa cinta, dan rasa kasih."

"Dari dia, saya mendapat banyak pelajaran mencintai orang kecil. Dia sendiri pun orang kecil. Tetapi budinya selalu besar."

"Moga-moga Tuhan membalas kebaikan Sarinah."

Demikian tulisan Soekarno dalam kata pengantar buku itu. Kenapa dia tidak memberi judul buku itu Ida Ayu Nyoman Rai, ibunya? Atau Oetari, istri pertamanya? Atau Inggit Garnasih, yang banyak membantunya melewati masa-masa sulit di pembuangan? Atau Fatmawati? Mungkin bagi Soekarno tidak ada yang sehebat Sarinah.

Soekarno pun kemudian memberi nama toko serba ada pertama di Indonesia dengan nama Sarinah. Begitu hormatnya Soekarno pada sosok wanita pengasuh tersebut.

Hingga akhir hayatnya, tak ada wanita yang mendapat penghormatan seperti itu dari sang putera fajar.

Kini gedung lama Sarinah di Jl Thamrin akan dirombak total. PT Sarinah berencana melakukan ekspansi dengan memperluas lahan yang dimilikinya. Luas bangunan akan diperluas lima kali lipat dari luas saat ini. Sarinah yang telah berusia 50 tahun ini memiliki seluas 3.000 meter persegi. Rencananya, bangunan akan diperluas menjadi 17.000 meter persegi.

"Mengganti nama bangunan lama menjadi Sarinah Square," ungkap Direktur Utama PT Sarinah persero Jimmy M Rifai saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Senin (28/5).

Sarinah pun muda kembali.
 



7 Percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno


Sukar untuk memastikan ada berapa kali percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno. Putrinya, Megawati pernah menyebut angka 23. Namun bekas pengawal pribadinya, hanya mampu mengingat 7 kali upaya percobaan pembunuhan. Kapan dan dimana saja?

Beberapa kali kita mendengar keluh kesah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal dirinya yang menjadi target percobaan pembunuhan. Tapi jika menengok jauh ke belakang, apa yang dialami oleh Presiden Soekarno mungkin 100x lipat lebih menggetarkan. Dalam kondisi bangsa yang masih labil, jiwa Soekarno banyak menjadi sasaran pembunuhan.

Sesungguhnya tidak mudah menentukan jumlah percobaan pembunuhan yang mendera Soekarno. Putrinya, Megawati Soekarnoputri pernah menyebut angka 23.

"Saya ingin mengambil satu contoh konkrit, Presiden Soekarno itu mengalami percobaan pembunuhan dari tingkat yang namanya baru rencana sampai eksekusi (sebanyak) 23 kali," tutur Mega pada Juli 2009 lalu.

Sementara itu, angka lebih kecil keluar dari mulut Sudarto Danusubroto. Dia ajudan presiden di masa-masa akhir kekuasaan Soekarno. Sudarto pernah mengatakan ada 7 kali percobaan pembunuhan terhadap Soekarno. Jumlah ini pernah diamini oleh eks Wakil Komandan Tjakrabirawa, Kolonel Maulwi Saelan. Mungkin ini angka yang paling masuk akal.

Berikut 7 daftar percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno yang coba dikumpulkan merdeka.com;

1. Granat Cikini

30 November 1957. Presiden Soekarno datang ke Perguruan Cikini (Percik), tempat bersekolah putra-putrinya, dalam rangka perayaan ulang tahun ke-15 Percik. Granat tiba-tiba meledak di tengah pesta penyambutan presiden. Sembilan orang tewas, 100 orang terluka, termasuk pengawal presiden. Soekarno sendiri beserta putra-putrinya selamat. Tiga orang ditangkap akibat kejadian tersebut. Mereka perantauan dari Bima yang dituduh sebagai antek teror gerakan DI/TII.

2. Penembakan Istana Presiden oleh Pilot Daniel Maukar

9 Maret 1960. Tepat siang bolong Istana presiden dihentakkan oleh ledakan yang berasal dari tembakan kanon 23 mm pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel Maukar. Maukar adalah Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Kanon yang dijatuhkan Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Soekarno. Untunglah Soekarno tak ada di situ. Soekarno tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden. (Maukar sendiri membantah ia mencoba membunuh Soekarno. Aksinya hanya sekadar peringatan. Sebelum menembak Istana Presiden, dia sudah memastikan tak melihat bendera kuning dikibarkan di Istana – tanda presiden ada di Istana). Aksi ini membuat 'Tiger', call sign Maukar, harus mendekam di bui selama 8 tahun.

3. Pencegatan Rajamandala

April 1960. Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Nikita Kruschev mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Dia menyempatkan diri mengunjungi Bandung, Yogya dan Bali. Presiden Soekarno menyertainya dalam perjalanan ke Jawa Barat. Tatkala, sampai di Jembatan Rajamandala, ternyata sekelompok anggota DI/TII melakukan penghadangan.  Beruntung pasukan pengawal presiden sigap meloloskan kedua pemimpin dunia tersebut.

4. Granat Makassar

7 Januari 1962. Presiden Soekarno tengah berada di Makassar. Malam itu, ia akan menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin. Ketika itulah, saat melewati jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset, jatuh mengenai mobil lain. Soekarno selamat. Pelakunya Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya divonis hukuman mati.

5. Penembakan Idul Adha

14 Mei 1962. Bachrum sangat senang ketika berhasil mendapatkan posisi duduk pada saf depan dalam barisan jemaah salat Idul Adha di Masjid Baiturahim. Begitu melihat Soekarno, dia mencabut pistol yang tersembunyi di balik jasnya, moncong lalu diarahkan ke tubuh soekarno. Klik! Apa daya jarinya kelu. Dalam sepersekian detik ketika tersadar, arah pun melenceng, dan peluru meleset dari tubuh Soekarno, menyerempet Ketua DPR GR KH Zainul Arifin. Haji Bachrum divonis hukuman mati, namun kemudian dia mendapatkan grasi.

6. Penembakan Mortir Kahar Muzakar

1960-an. Presiden Soekarno dalam kunjungan kerja ke Sulawesi. Saat berada dalam perjalanan keluar dari Lapangan Terbang Mandai, sebuah peluru mortir ditembakkan anak buah Kahar Muzakkar. Arahnya kendaraan Bung Karno, tetapi ternyata meleset jauh. Soekarno sekali lagi, selamat.

7. Granat Cimanggis

Desember 1964. Presiden Soekarno dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Rombongannya membentuk konvoi kendaraan. Dalam laju kendaraan yang perlahan, mata Soekarno sempat bersirobok dengan seorang lelaki tak dikenal di pinggir jalan. Perasaan Soekarno kurang nyaman. Benar saja, lelaki itu melemparkan sebuah granat ke arah mobil presiden. Beruntung, jarak pelemparannya sudah di luar jangkauan mobil yang melaju. Soekarno pun selamat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar